9:43 PM | Posted in
Menurut Al-Quranul Karim, shalat adalah satu-satunya cara untuk membersihkan jiwa dan raga manusia seperti firman Allah SWT dalam Surat Al Muddatstsir ayat 4-5:

“Dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah.”

RAsulullah telah memberikan contoh cara shalat sebagaimana diriwayatkan oleh H.R. Bukhari:

“Shalatlah kamu sebagaimana kamu lihat aku bershalat.”

Sikap tubuh ketika melakukan salat sebagaimana telah dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah suatu sikap tubuh yang paling sempurna da paling ideal untuk mencapai kesempurnaan kesehatan lahiriah dan batiniah.Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan, setiap sikap, serta perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan salat adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh kita. Seperti pendapat Prof. Dr. Vonschreber berikut bahwa:

Gerakan-gerakan dalam sembahyang menurut agama Islam adalah suatu cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti kata dan pengertian yang luas sekali. Ia mencakup semua gerakan dengan tujuan untuik mempertinggi daya prestasi tubuh. Apalagi kerakan yang sama diulang sebanyak lima kali sehari. Gerakan badan yang demikian menghasilkan tubuh kita mendaptkan bentuk yang bagus dan sekaligus menjadi lembut dan lincah disamping mudah bererak serta menambah kekuatan dan daya tahan.

Berikut akan kami uraikan manfaat dari setiap gerak dan sikap badan pada waktu mengerjakan shalat sesuai yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW menurut ilmu kesehatan modern.

1. Berdiri Setelah Mengucapkan Takbiratul Ihram

Setelah mengucapkan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan, maka sebagai tanda penghormatan terhadap Allah SWT, kedua tangan dilipat didada sedemikian rupa dengan pergelangan tangan kanan diletakkan di atas punggung tangan kiri, serta telapak tangan kanan menggenggam pergelangan tangan kiri. Sikap tangan yang demikian ini disebut ‘Waj’alyadain ihda-huma ‘lala-ukhra” yang artinya menempatkan satu tangan di atas yang lain (bersedekap). Sikap bersedekap yang terbaik adalah seperti pendapat Imam Abu Hanifah, yaitu kedua tangan dilipat di atas daerah pusar (umbilicus) atau sedikit di bawahnya. Dan bukan di atas dada atau bahkan membiarkan kedua tangan tergantung di kedua sisi tubuh.

Sikap tangan seperti yang disarankan Imam Abu Hanifah adalah yang paling dianjurkan dalam ilmu kedokteran. Karena sikap tangan yang demikian merupakan sikap rileks atau istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan. Dengan posisi ini sendi siku (articulatio-cubiti) dan sendi pergelangan tangan (articulatio-metacarpalia) serta otot-otot dari kedua tangan berada dalam keadaan istirahat penuh.

Sirkulasi darah, terutama aliran darah kembali ke jantung serta produksi getah bening dan air jaringan yang terkumpul dalam kantong-kantong (bursa) kedua persendian itu, menjadi lebih baik dan lancar serta dapat menghindarkan timbulnya berbagai penyakit persendian, seperti penyakit kekakuan sendi (rematik).

Sikap tangan seperti ini tidak mengakibatkan capek, lelah atau nyeri pada kedua tangan, sehingga pemusatan pikiran kepada yang disembah dapat lebih khusyu.

2. Ruku’

Setelah mengucapkan takbir, tubuh dilengkungkan membentuk siku serta meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut, sehingga belakang atau punggung dan kepala terletak pada satu garis lurus dan dagu diletakkan di atas tulang dada (sternum). Sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Al Haitsami dalam majmauz Zawaaid berbunyi sebagai berikut:

“Bila ruku, sekiranya diletakkan segelas air di atas punggung beliau, tidak akan bergerak dari tempatnya.”

Dengan sikap ruku yang demikian, maka tulang belakang (vertebrae) akan tetap berada dalam kondisi yang baik, oleh sebab persendian di antara badan-badan ruas tulang belakang (corpus vertebrae) menjadi lemah lentur, serte mencegah melekatnya tulang kelangkang (os sacrum) dan tulang tungging (os coccygeus) hal mana dapat mengakibatkan kesulitan terutama bagi wanita yang hendak melahirkan. Bila tulang belakang dan tulang tungging ini telah melekat erat satu sama lain hingga persendian di antara tulang itu telah menjadi kaku, maka ruang panggul keluar relative menjadi kecil dan sempit.

Dengan sikap ruku’ yang baik, maka otot-otot punggung dapat berkontraksi sama rata dan serentak sehingga penyakit membengkoknya tulang punggung (scoliose) yang sering timbul pada anak-anak yang disebabkan sikap duduk yang salah pada waktu menulis atau membaca dapat dihindarkan atau bahkan disembuhkan. Demikian juga dengan kelainan di mana tulang punggung terlalu melentur ke depan (lordosis) yang dapat menimbulkan penyakit albuminuria lordotica, yaitu keluarnya zat telur di dalam air kemih pada orang muda yang disebabkan oleh karena waktu berdiri ruas tulang punggungnya melengkung ke depan dan menekan buah pinggang.

3. Sujud

Setelah sikap ruku’ adalah sikap sujud, dimana jari-jari kedua tangan dan kaki nseta kedua lutut dan dahi bertumpu di atas lantai. Pada waktu melakukan sikap sujud ini, kedua tangan seharusnya diletakkan di samping atau di pinggir lutut kiri dan kanan, dan tidak di depan lutut bahkan sering diletakkan jauh ke depan, di sampng kepala. Dengan meletakkan kedua tangan di samping lutut, maka tiap kali bersujud, kemidian bangkit kembali dari sikap sujud, seluruh berat badan akan terpikul sepenuhnya oleh otot-otot kedua tangan, bahu, juga oleh otot-otot dada. Selanjutnya otot-otot perut , punggung, leher, dan otot-otot jari tangan .

Bersujud dengan meletakkan jari-jari tangan atau telapak tanan di samping lutut, kemudian semua otot tersebut diatas akan berkontraksi, hal mana mengakibatkan bukan saja otot-otot akan menjadi besar dan kuat, sehingga ketika melakukan pernafasan paru-paru akan berkembang sempurna, akan tetapi urat-urat darah sebagai pembuluh nadi (arteria) dan pembuluh darah balik (venae) serta urat-urat getah bening (lympha) akan terpijt atau terurut, sehingga peredaran darah dan lympha menjadi lancar di dalam anggota badan tersebut. Dan membantu pekerjan jantung serta menghindarkan mengerutnya dinding-dinding pembuluh darah (arteriosclerosis).

Salah satu hal yang menakjubkan dengan sikap sujud ini adalah sirkulasi atau aliran darah di dalam otak, yang mana dengan sikap sujud ini otak akan mendapat lebih banyak darah. Sehingga dinding dari urat-urat nadi otak dapat dilatih dan dibiasakan dengan menerima darah yang relative lebih banyak dari biasa, sehingga kematian yang sekonyong-konyong yang disebabkan oleh pecahnya urat-urat nadi otak (opoplexia cerebri) dapat dihindarkan. Terutama oleh emosi, amarah dan sebagainya.

4. Duduk

Sikap duduk terbagi dua: yaitu duduk antara dua sujud atau disebut duduk iftirosy, dan duduk tasyahud/tahiyat akhir yang disebut juga duduk tawarruk.

- Pada duduk iftirosy,

Pada sikap duduk ini sebenarnya kita duduk dengan otot-otot pangkal paha (musc. glutaeus maximusmedius, musc. obturator externus-internus, musc. perilormis) dimana di dalamnya terdapat salah satu saraf pangkal paha yang besar (nervus ishisdicus), diatas kedua tumit kaki kita. Tumit yang dilapisi oleh sebuah otot (musc. Triceps surae) yang berfungsi sebagai bantal, akan menekan otot-otot pangkal paha serta saraf pangkal paha yang besar itu, sehingga saraf pangkal paha ini terpijat (massage).

Pijatan ini dapat menghindarkan dan menyembuhkan suatu penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang menyebabkan rasa sakit, nyeri, dan menusuk, hingga tidak dapat berjalan. Penyakit ini disebut Ischias.

Demikian pula urat-urat nadi dan pembuluh-pembuluh darah balik yang terdapat di lingkungan paha dapat terurut dan terpijat, sehingga aliran darah, terutama darah yang mengalir kembali ke jantung, dapat diperlancar, sehingga dapat menghindarkan timbulnya penyakit wasir (haemorrhoides = gembung pembuluh darah balik poros usus, lantaran pembendungan darah).

- Duduk tawarruk,

Pada sikap duduk tawarruk ini tumit kaki kiri harus menekan pada daerah perineum, yaitu daerah penutup dasar panggul (bagian tubuh depan lobang pelepasan). Sedangkan punggung kaki kanan harus diletakkan di atas telapak bagian depan kaki kiri dan tumit kaki kanan menekan pada pangkal paha (bokong) sebelah kanan, dan jari-jari kaki kanan baerdiri di atas lantai. Yang terpenting dalam sikap duduk tawarruk ini adalah bahwa kita duduk dengan daerah perineum di atas tumit kaki kiri.

Bila ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, pijatan pada daerah perineum oleh tumit kaki kiri dalam dikap duduk tawarruk sangat besar manfaatnya bagi kesehatan laki-laki dan perempuan.

Penyakit-penyakit seperti wasir yang sering diderita oleh wanita hamil disebabkan oleh tekanan kepala bayi terhadap pembuluh-pembuluh darah di daerah pelepasan, maupun di bibir besar dan kecil kamaluan (labia majora et minora), maupun penyakit tersembul keluarnya seluruh dinding liang dubur (prolapsusrecti), atau rahim tersembul keluar (prolapsus uteri), atau liang sanggama yang tersembul keluar (prolapsus vaginae) dan dubur tersembul keluar (prolapsus ani). Dengan adanya pijatan oleh tumit pada daerah perineum ini, kekenyalan dan kelenturan otot-otot di daerah perineum yang menjadi berkurang akibat proses kelahiran bayi, dapat dikembalikan secara alamiah.

Bagi kaum pria, sikap duduk tawarruk memberikan manfaat bagi kesehatan di bagian anggota kelamin yang penting. Misalnya pijitan pada aliran kandung kemih (urethra), dapat memperkuat otot-otot dinding saluran kamih dan mempermudah pembuangan air kecil dan menghilangkan sumbatan-sumbatan (stricture) yang ada di dalam saluran ini. Pijatan pada kelenjar alat kelamin laki-laki (prostate), dapat menghindarkan penyakit pembengkakan kelenjar kelamin (hypertrophia prostate) yang sering diderita laki-laki berusia di atas 40 tahun.

Pijatan pada pembuluh tempat keluarnya mani (vas deferens), akan memperlancar aliran mani bila saluran ini tersumbat sehingga mani sedikit atau tidak ada yang dipancarkan (azoospermia = aspermatismus). Pijatan pada daerah bulbus corporis cavernosa, menyebabkan bagian kemaluan laki-laki ini dapat terisi lebih banyak darah, sehingga batang dan terutama zakar (glanspenis) menjadi lebih keras dan kencang.

Pijatan terhadap testis dan epididymis merangsang kedua anggota kemaluan laki-laki ini memproduksi lebih banyak mani yang sehat dan hidup, terutama bila pria tersebut mandul karena mani yang dipancarkan tidak mengandung sel mani yang hidup (necrospermia).

Selanjutnya sikap jari kaki kanan yang berdiri di atas lantai sewaktu duduk tawarruk , menguatkan otot-otot dari kedua telapak kaki, sehingga menghindarkan timbulnya penyakit kaki bertelapak rata (pes-planus), di mana seluruh telapak kedua kaki menapak rata ke tanah. Hal ini dapat menimbulkan perasaan pegal, linu, sakit dan cepat lelah pada kedua kaki.

5. Salam

Akhirnya, sambil membaca salam Assalamu ’alaikum warahmatullohi wabarakatuh, kepala dipalingkan sejauh mungkin ke kanan dan ke kiri. Sikap demikian sangat menguatkan otot-otot leher dan kuduk. Kontraksi otot-otot pada daerah ini memperlancar sirkulasi darah terutama untuk mengeluarkan za-zat racun yang terdapat di dalam otot kepala yaitu melkzuur = acidum lacticum, yang menyebebkan perasaan capek, kaku, dan linu di bagian kepala.

Semua penyakit-penyakit yang di sebutkan di atas, dapat dihindarkan dengan sikap shalat yang benar dan dengan pengulangan-pengulangan pada setiap rakaat, serta perubahan-perubahan sikap dalam shalat yang menyebabkan otot-otot berkontraksi. Kontraksi otot-otot ini diperlukan untuk rehabilitasi dan perbaikan hjaringan-jaringan yang rusak, oleh proses pemisahan adenosine-triphosphorzuur menjadi adenosine dan diphosphorzuur.

SUMBER: http://nurlatif.blogspot.com
Category:
��

Comments

0 responses to "MANFAAT SHALAT BAGI KESEHATAN"